-->
  • Pencegahan Hama Dan Penyakit Pada Tanaman

    Pencegahan Hama Dan Penyakit Pada Tanaman

    Hama Penyakit Tanaman

    Definisi Hama dan Penyakit Tanaman

    Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembanganya terganggu. Biasanya hama ini bisa terlihat bentuk fisiknya contohnya ulat, belalang, tikus, kutu dan lain-lain. Untuk Penyakit sendiri adalah organisme yang tumbuh dan menyerang tumbuhan inti yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu perkembangannya atau tanaman bisa mati, janis penyakit tanaman sangat banyak namun ada beberapa sumber penyakit tanaman yaitu disebabkan virus, bakteri dan jamur atau cendawan. 

    Sebenarnya untuk hama dan penyakit tanaman ini ada pada setiap tumbuhan, akan tetapi kita dapat melihat dari dampak serangan si hama dan penyakitnya. jika serangan hama dan penyakit ini sudah melebihi ambang ekonomi atau biasanya sudah merugikan petani atau menyebabkan kematian pada tanaman baru lah dilakukan pengendalian. 

    sebelum dilakukan pengendalian sebaiknya dilakukan pencegahan, untuk pencegahan ini alternatif pertaman untuk mengendalikan hama agar tanaman tidak terlalu menyebabkan kerugian. berikut ini beberapa alternatif pencegahan hama dan penyakit pada tanaman. 

    1. Pengelolaan ekosistem

    Pengelolaan ekosistem ini membuat ekosistem pada lahan pertanian kita menjadi beragam. unsur - unsur biotik  dan abiotik dilahan di sesuaikan. seperti contohnya jika dilahan pertanian tidak ada predator untuk belalang karena habitat pradator hilang maka membuat habitat pradator itu kembali, agar pradator itu kembali ke lahan pertanian. pengendalian hama dan penyakit dengan sistem ekologi salah sat contoh petani untuk pengelolaan ekosistem.

    Pengendalian hama berbasis ekologi tidak hanya terbatas sebagai teknologi, tetapi berkembang menjadi suatu konsep mengenai proses penyelesaian masalah ekologi. Pemikiran pengendalian hama berbasis ekologi didorong oleh pengembangan dan penerapan pengendalian hama berdasarkan pengertian ekologi lokal (in situ) hama dan pemberdayaan petani. Pengendalian hama berbasis ekologi disesuaikan dengan masalah yang ada di setiap lokasi dan lebih menekankan pada pengelolaan proses dan mekanisme ekologi lokal daripada intervensi teknologi.

    Pengendalian hama berbasis ekologi dengan sistem tumpang sari  didasarkan pada ekologi lokal hama dan pemberdayaan petani dalam mengelola agroekosistem. Tujuannya adalah agar dalam agroekosistem terjadi keselarasan antara tanah, hara, sinar matahari, kelembapan udara, dan organisme yang ada sehingga menghasilkan pertanaman yang sehat dan hasil yang berkelanjutan.

    Keuntungan lain dari sistem tanam tumpang sari adalah efisiensi dalam pengolahan tanah, pemupukan, dan tenaga kerja, perbaikan iklim mikro, keseimbangan air dan daur ulang hara internal, serta meningkatkan pendapatan petani. Bagi petani kecil di negara berkembang, atribut penting sistem tanam tumpang sari yang paling menarik adalah kemampuannya dalam mengurangi risiko karena kegagalan satu jenis tanaman akan dikompensasi oleh keberhasilan panen tanaman yang lain. Sistem tanam tumpang sari sudah banyak diterapkan petani dan memiliki berbagai karakteristik yang sejalan dengan upaya mewujudkan keseimbangan antara kelestarian lingkungan dan pendapatan petani.

    2. Pergiliran/rotasi tanaman

    Pergiliran/rotasi tanaman bertujuan untuk memutus daur hidup OPT sehingga populasinya ditekan dengan cara mencegah tersedianya makanan serta tempat hidup dan berkembang biak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rotasi tanaman dengan  tanaman yang sama pada dua musim berurutan pada tanaman cabai masih dapat dilakukan dengan memerhatikan kebersihan atau sanitasi lingkungan pada setiap musim tanam. 

    pengiliran tanaman ini dalam satu tahun jangan menanam satu varetas atau jenis tanaman tersebut. contohnya saja periode pertama tanam semangka terus tanam semangka sampai bosen. jika petani terus-terusan tanam semangka otomatis hama dan penyakit tanaman akan terus ada di lahan tersebut. harusnya penanaman yang baik itu periode pertama semangka kemudian selanjutnya cabai, nah setelah ini baru boleh semangka lagi atau bisa tanaman yang lain seperti jagung.

    harus di perhatikan juga tanaman satu family misalanya tomat dan kentang itu satu family otomatis untuk pergilirannya tidak boleh. selain untuk memutus rantai hama dan penyakit pengiliran tanaman juga untuk mempertahankan unsur hama mikro yang ada di dalam tanah.

    3. Penggunaan varietas unggul

    Alternatif pengendalian OPT yang cukup efektif yaitu menggunakan varietas tahan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melaksanakan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang salah satunya menekankan penggunaan varietas unggul baru (VUB) sebagai komponen teknologi dasar..

    Meski penggunaan varietas tahan sangat penting untuk menekan serangan OPT, penanaman varietas tahan secara terus-menerus tidak akan cukup untuk membendung serangan OPT. Hal ini karena beberapa OPT memiliki kemampuan beradaptasi dan membentuk bioptipe/strain baru yang dapat menyebabkan ketahanan varietas patah. Oleh karena itu, diperlukan kombinasi beberapa strategi pengendalian. Penerapan pengendalian terpadu yang menggabungkan beberapa cara pengendalian merupakan strategi yang tepat. Pengendalian penyakit yang patogennya mudah membentuk ras baru dapat menggunakan pergiliran varietas tahan.


  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

Pengikut

Powered by Blogger.